Skip to content

benisatryo

next issue : cold war!

Tag Archives: jabulani

Sudah sepekan perhelatan akbar sepak bola dunia ini berlangsung, dan ada beberapa poin menarik yang patut diperbincangkan. Selain PD pertama dalam sejarah sepak bola yang digelar di benua hitam ini, even akbar ini juga menandai bangkitnya kekuatan sepak bola Asia di tingkat internasional. Mulai dari Korea Selatan yang menekuk mantan juara Eropa 2004 Yunani dengan skor 2-0, Jepang yang menang 1-0 dari Kamerun, dan terakhir Korea Utara yang meskipun menyerah 2-1 dari Brasil, tim ini mampu mengimbangi permainan juara dunia 5 kali ini. Selain itu, tumbangnya Spanyol oleh Swiss 0-1 juga membuat Piala Dunia kali ini semakin menarik untuk diikuti. Spanyol adalah tim favorit juara dengan komposisi pemain kelas dunia yang tersebar di berbagai liga-liga papan atas Eropa.

Selain cerita di dalam lapangan, yang menjadikan Piala Dunia kali ini menjadi khas adalah kehadiran terompet Vuvuzela. Pada setiap pertandingan, terompet yang mengeluarkan bunyi seperti lebah ini selalu menggema sepanjang 90 menit. Terlebih ketika kesebelasan tuan rumah, Afrika Selatan yang bertanding, Vuvuzela semakin riuh bunyinya. Beberapa pemain tampak terganggu dengan suara bising tersebut, karena tak jarang mereka tidak dapat mendengarkan peluit wasit (apabila offside) dan bisa memecah konsentrasi. Vuvuzela merupakan instrumen khas Afrika Selatan dan mengeluarkan bunyi seperti lebah-lebah yang berdengung.

Untuk PD kali ini, Adidas meluncurkan bola resmi untuk piala dunia yang diberi nama Jabulani. Jabulani diambil dari bahasa Zulu yang berarti gembira. Namun, bola ini menuai kritik dari para penjaga gawan papan atas seperti, Gianluigi Buffon (Italia), Iker Cassilas (Spanyol), Julio Cesar (Brasil) bahwa bola ini sering berubah arah, sehingga sulit untuk ditangkap. Selain menuai kritik dari para kiper, Jabulani juga dikritik oleh striker mungil penuh talenta tim Tango, Lionel Messi. Menurutnya, bola ini terlalu ringan dan susah dikontrol sehingga ketika ditendang sulit untuk menemui sasaran. Kritikan Messi terhadap Jabulani mungkin disebabkan oleh pertandingan antara Argentina melawan Nigeria. Beberapa kali striker ini menembakkan bola dengan kaki pamungkasnya (kiri), namun tetap saja tidak membuahkan gol. Padahal biasanya dengan posisi semacam itu, Messi sangat mudah untuk mencetak gol, yakni dengan gaya khasnya mem-plesing bola tersebut ke tiang jauh dengan kaki kirinya.

Pesta sepak bola dunia yang diselenggarakan di Afrika Selatan ini juga menyajikan cerita-cerita klasik. Beberapa jurnalis mengalami kejahatan, semacam kemalingan di kamar hotel. Distribusi tiket yang kurang baik juga menyebabkan beberapa kursi di stadion melompong. Bahkan, sebelum pertandingan Jerman melawan Australia, para karyawan stadion melakukan demonstrasi yang akhirnya menjadi sebuah bentrokan. Para karyawan ini berdemo karena menuntut janji panitia atas upah yang dijanjikan. Pada awalnya uapah yang dijanjikan sebesar 190 dollar per hari, namun pada kenyataannya hanya dibayar 25 dollar per hari. Selain kejadian-kejadian tersebut, yang paling menarik adalah dengan hadirnya dukun-dukun yang meramaikan pagelaran ini. Bahkan, boneka vodoo dijual bebas guna mengguna-guna para pemain lawan.

Piala Dunia kali ini memang seakan kurang begitu menggema di Indonesia. Tidak seperti yang sudah-sudah, yakni dengan munculnya kampung World Cup dll. Piala Dunia kali ini seakan terganggu dengan berita-berita yang lebih menghebohkan di tanah air, semacam video mesum MIRIP AP, LM dan CT. Pertandingannya juga minim gol dan seolah-olah membosankan. Namun, terlepas dari itu saya tetap merasakan atmosfir yang sama dengan Piala Dunia yang sudah-sudah. Hawa yang saya rasakan saat ini adalah hawa-hawa sepak bola. Burjo menjadi ramai, banyak acara nonton bareng, dan kumpul-kumpul bersama kawan-kawan, bermain futsal, membeli atribut sepak bola, dan tentunya ikut senang dan terlarut dengan pesta olahraga yang sangat universal ini. Berteriak, melompat, berpelukan, meniup terompet, dan bergembira. Itulah sepak bola.

Semoga Jerman tidak ada yang bisa menghadang, amin!

Tags: , ,