Skip to content

benisatryo

next issue : cold war!

Category Archives: tips dan trik

Bulan Juni adalah bulan dimana demam sepakbola mewabah. Kawan-kawan mengobati demam tersebut dengan bersemangat untuk bermain futsal. Saya pun membuat insiatif untuk membentuk sebuah tim inti kecil-kecilan yang saya namai Tenaga Keong Football Club. Kenapa Tenaga Keong? Ya karena tenaga kami seperti keong, rata-rata kami adalah perokok dan bermain futsal hanya dong-dongan. Tapi, jangan remehkan semangat Socrates dalam dada kami. Motto kami adalah : We Need No Glory! Karena kemenangan hanya cocok untuk orang-orang yang lemah, pecundang, menyedihkan, konyol, cengeng, gurem, bla..bla..bla

Saya mencoba untuk menerapkan skema menyerang kepada tim ini. Berbekal hasil workshopnya Carlo Ancelotti di Sumpiuh yang saya ikuti, saya membuat dua macam skema menyerang. Cekisoot!

serbu 1

Skema ini sangat simpel. Mengandalkan sisi luar lapangan dan serangan dari sayap. Pivot bertugas mengoperkan bola ke arah gawang yang akan disamber dengan mudah oleh Winger. Pemain bertahan sebelah kiri bertugas mengacaukan konsentrasi pemain lawan, dengan melakukan pergerakan ke tengah, sehingga seolah-olah Pivot akan mengoper kepadanya. Namun, Winger berlari secepat kilat ke kotak penalti menyambut umpan dari Pivot, dan gol!

serbu 2

Skema ini mengandalkan kontrol bola yang baik dan membutuhkan presisi umpan yang cermat. Skema ini menggunakan rotasi pemain yang bertujuan untuk membongkar pertahanan lawan. Pemain bertahan sebelah kiri, bergerak kekanan, dan pemain bertahan sebelah kanan, merangsek maju ke posisi Pivot. Pivot bergeser ke arah kiri mengisi posisi Winger. Dan, Winger mundur ke belakang mengisi posisi pemain bertahan sebelah kiri. Ketika skema tersebut berjalan, Winger dengan cepat langsung mengumpan bola jauh ke depan, dimana nanti sudah ada pemain bertahan sebelah kanan yang siap menyambutnya.

Bola harus bergerak terus secara taktis dan tidak boleh ada kegiatan menggoreng. Selain itu, pergerakan pemain dituntut efektif. Skema ini menguras banyak stamina karena pemain harus saling bertukar posisi secara terus menerus, sampai pertahanan lawan terbongkar.

“Kita lihat bung, gerakan eksplosif dari Beni Satryo, merangsek ke dapur pertahanan, lepaskan tendangaaaaan! dan ah, membentur mistar gawang, dan Suluh Pamuji coming from behind bung! mencocor bola liar dan ah sayang sekali, cocoran dari Suluh Pamuji tadi rupanya membahayakan penerbangan domestik, melambung tinggi di atas mistar gawang” (Herdimen Koto, ISL)

Tags: , ,

Saya sedang menghadapi ujian akhir semester. Puji tuhan, presensi saya lolos semua, meskipun dengan deal-deal “politik” dengan pihak Akademik. Lolosnya presensi saya itu tidak serta merta membuat IP saya nantinya mumbul, masih ada lagi segunung tugas akhir, berlembar-lembar jawaban atas soal-soal dosen asik yang dimulai dengan kata “Jelaskanlah” atau “Deskripsikanlah” dan berbagai macam soal yang jawabannya membutuhkan berbagai macam alasan.

Kebetulan, entah disengaja atau tidak, pelaksanaan ujian akhir semester ini jatuh dan tepat sasaran pada saat tanggal-tanggal di tepi sumur. Sebagai mahasiswa Filsafat yang ideal, apabila saya dipaksa untuk melakukan kegiatan berpikir secara “Filosofis”, maka harus ada penunjang gizi yang memadai. Dan, pada tanggal-tanggal ujian itu, saya tidak mungkin memenuhi angka kecukupan gizi otak saya.

Lain halnya apabila ujian akhir semester jatuh pada awal-awal bulan, dimana tanggal masih berada disisi rembulan. Apabila saya harus bicara soal Kapitalisme, saya masih kuat untuk menyempatkan diri sarapan hamburger atau paket hemat restoran cepat saji. Apabila saya harus bicara Filsafat Plato, saya masih bisa menyempatkan diri sarapan yang apapun saya inginkan yang berada di dalam dunia ide saya.

Lha ini, apapun soal yang saya hadapi, saya selalu sarapan dengan sarimi, makan siang dengan sarimi, makan malam dengan sarimi. Otak saya yang sedianya encer -kek aer- menjadi padat dan bebal, akibat zat lilin yang terkandung, belum lagi impulse-impulse yang merangsang proses berpikir otak saya menjadi minyak goreng yang gurih, akibat Monosodium Glutamate. Impulse tersebut menjadi semakin licin detaknya, hingga terpelanting dan akhirnya tidak berdetak lagi. Tidak berdetak lagi, berarti menandakan ketiadaan proses berpikir dalam otak saya. Hasilnya, saya jadi lengob.

Saya punya trik jitu untuk menghadapi ujian akhir semester meskipun disaat otak sedang gurih-gurihnya akibat MSG.

1. Apabila tidak yakin dengan jawaban yang diberikan, perburuklah tulisan tangan anda

Hal ini untuk menghindari jawaban-jawaban bodoh supaya tidak terbaca oleh si pengoreksi. Yang penting tulisan anda panjang dan ruwet. Perjelaslah kata-kata kunci (untuk kata kunci dibagusin tulisannya). Sampai sekarang saya masih percaya dosen akan memberikan “upah nulis” bagi seseorang yang memiliki jawaban terpanjang.

2. Tulis apa saja, jangan biarkan lembar jawaban kosong melompong

Setipe dengan nomer pertama, mengaranglah sengarang-ngarangnya. Minimal kita sudah berusaha menjawab, meskipun ngasal. Kuncinya, supaya tidak terlihat bodoh, jangan sampai tulisan anda terbaca.

3. Bersikap tenang dan wibawa

Jangan pernah tunjukan sikap anda kepada pengawas ujian kalok anda sedang bingung mencari jawaban. Jangan tolah-toleh, apalagi krasak krusuk membolak balik catatan dengan sembunyi-sembunyi. Tenang, tenang, seperti karang, semuanya sudah surataan (Lagu I, Iwan Fals, album Hijau 1992). Sikap ini mampu mengelabui siapapun, termasuk anda sendiri. Percayalah, ini sudah berhasil saya terapkan selama bertahun-tahun sejak SMP. Ketenangan ini mampu membawa kita lupa diri, dan tidak sadar sejenak. Ketika sadar, kertas jawaban itu sudah terisi penuh. Nah lo???

4. Tunjukan gerakan optimis

Senyum lebar saat menatap kertas ujian, mata berbinar saat menulis nama, nomor mahasiswa, dan presensi, dan melakukan gerakan “ahaaa!” saat melihat soal nomer satu sampai sekian. Lakukanlah seolah-olah kita sudah membacanya semalam, dan kita tinggal menyalin apa yang kita ingat.

Apabila soalnya memang susah, ya kita jawab saja dengan soal itu sendiri. Misalnya, teori kopet yang ditemukan oleh Mr. Kopet memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan ilmu tentang kopet. Apa yang membuat teori kopet menjadi sangat berpengaruh dan apa relevansinya terhadap kopet modern. Jelaskan.

Pertama, tentukan kata kunci, yakni Mr. Kopet, teori kopet, relevansi, dampak, dan kopet modern. Kedua, tulis ulang soal tersebut, kemudian berikan bumbu-bumbu yang terdiri dari kata kunci yang sudah anda temukan. Setiap kata kunci minimal harus menjadi satu sampai tiga kalimat. Lalu, abrakadabra, anda sudah menjawab soal dengan soal itu sendiri. Jadi intinya, anda tidak menjawab apapun, selain menulis ulang soal yang diberikan dengan mengubahnya dari kalimat tanya, menjadi kalimat penjelasan.

Jawabannya begini kira-kira. Mr. Kopet adalah seorang filsuf berkebangsaan Telo yang terkenal dengan teori kopet. Beliau menjadi sangat dikenal oleh kalangan filsuf berkat penjelasannya mengenai kopet dan eksistensialisme pantat. Teori kopet berkembang pada abad 7-8 dimana saat itu pengetahuan masih dimonopoli oleh kaum borjuis dan bangsawan. Teori kopet menyerang kedudukan kaum-kaum borjuis dan bangsawan atas pemonopolian pengetahuan. Kemudian seiring perkembangan pemikiran filsafat, teori ini semakin menemukan puncak kejayaannya. Pada abad 18 teori ini mampu menjadikan pijar-pijar pemikiran terhadap pemberontakan terhadap kelas. Dampaknya, mulai banyak pemikir-pemikir yang menjadikan teori kopet sebagai bahan kritikannya, yang secara tidak langsung membuat teori tersebut semakin berkembang, bla bla bla…

Begitulah. Selamat ujian untuk kita semua, semoga berbahagia :beer:

Helm adalah sarana “pelengkap” kendaraan beroda dua. Helm berfungsi sebagai pelindung kepala ketika ada hal-hal buruk yang ditakdirkan untuk si pengendara motor, misalnya kecelakaan. Bahkan, helm juga bisa menjadi senjata andalan atau alat perlindungan ketika berdemo, nonton sepakbola, tawuran, dll. Dengan demikian, pemakaian helm tentu sangat tergantung dari keinginan si pemakai a.k.a subyektif. Misalnya, apabila saya hanya memakai motor untuk membeli rokok di warung, untuk apa pake helm, soalnya dekat dan saya tidak akan ngebut. Atau, saya habis potong rambut, dan saya tidak mau pake helm saya yang Nolan atau KYT itu menjadi kotor dan menggateli kepala saya nanti, karena sisa rambut yang belum dibersihkan. Intinya, pemakaian helm sangat subyektif seperti halnya bawa payung waktu musim hujan, dan ketika ada hal buruk tentu yang merugi adalah diri sendiri. Seperti bunyi alasan klise untuk tidak memakai helm “lha wong kepala-kepala saya, benjut ya saya yang ngerasain, terserah saya dong mau pake helm apa nggak”.

Helm sebenarnya berdiri hanya sebatas anjuran keselamatan berkendara, namun hal tersebut telah diatur dalam undang-undang lalu lintas. Oleh karena sudah ada undang-undangnya, maka apabila anjuran tersebut tidak dilaksanakan, maka kita bisa dianggap melanggar undang-undang, dan kita bisa kena sanksi. Polemik tentang pemakaian helm ini mendapat reaksi keras pada awalnya, terutama di Ujung Pandang (Makassar) pada tahun 1980’an. Mereka menganggap undang-undang pemakaian helm sangat mereduksi sisi kekeluargaan warga Makassar. Misal, kita bertemu teman, sanak, famili, pacar, ketika di jalan raya dan kita sedang naik motor. Lantas, sebagai orang yang baik hati tentu kita akan menawarkan untuk memboncengkannya, meskipun mereka tidak bawa helm, dan adanya undang-undang helm ini, menurut warga Makassar pada saat itu akan mereduksi keinginan untuk berbuat sosial, karena pembonceng yang tak berhelm akan dikenai tilang.

Nah, karena undang-undang tersebut tetap berlaku sampai sekarang, maka saya akan berbagi tips untuk tidak memakai helm meskipun ada pak Polantas yang asik itu. Tentu saja tips ini hanya alternatif saja, sebagai opsi kalo kita kepepet banget mau kuliah dan di kosan helmnya dipake semua, atau ketemu perempuan cantik sedang jalan dan kita ingin memboncengkannya, atau bahkan apabila kita mau ke luar kota tanpa helm hanya untuk cari sensasi silahkan saja. Namun, tips ini sudah terbukti sukses secara empiris.

1. Manfaatkan Jas Hujan (Penyetir pake helm, pembonceng tidak)

Sekarang musim hujan, jadi ada kesempatan untuk pembonceng berlindung dibawah jas hujannya penyetir motor untuk tidak pake helm. Meskipun hari panas, trik ini tetap bisa dilakukan, dengan anggapan abad ini cuaca sangat ekstreem, sebelah sana hujan, sebelah sini kering kerontang. Pembonceng bisa anteng aja dan tak kuatir akan kena tilang meski tidak pake helm, karena kepalanya ditutupi jas hujan. Coba aja, it’s work! Syaratnya, penyetir motor harus pake helm.

2. Manfaatkan Gang Tikus

Sudah tentu kalo orang ngerasa salah, dia harus meminimalisir untuk kena hukuman, apalagi sama Polantas, amit-amit deh. Kalo dua-duanya tidak pake helm, coba cari gang-gang sempit yang mengarahkan kita ke tempat tujuan. Atau misalnya kepentok lagi, tembus-tembusnya dijalan raya, mau tak mau turun dari motor dan kita menuntun motor tersebut melewati pos polisi. Pas udah lewat 50 meter atau kira-kira udah nggak keliatan pos polisinya, tancap gas lagi gan!

3. Pake Baju Adat, atau Blangkon

Di Jogja, para prajurit kraton yang berkeliaran di jalan raya tidak perlu helm. Sumpah. Mereka kebal hukum, minimal kebal undang-undang helm. Dari situ bisa kita ambil hikmah, sebagai orang yang melawan peraturan helm, ganti saja pelindung kepala kita dengan blangkon, atau kita pake baju adat (baju bodo, baju kurung, baju sate, koteka, beskap, baju gatot kaca, dll) sebagai kamuflase. Pasti kita tidak akan kena tilang meskipun gak pake helm, soalnya baju-baju tersebut adalah simbol budaya, dan hukum posisinya adalah anak dari budaya. Maksudnya budaya adalah sesuatu yang menciptakan hukum. Jadi gak akan berani deh, anak sama bapaknya. Gitu nggak sih? Belum pernah  praktek…

4. Pake Ember

Tips ini adalah untuk manusia progresif-revolusioner. Aksi ember untuk helm adalah simbol perlawanan terhadap peraturan helm tersebut. Biaya helm yang mahal, dan cenderung menjadi alat kekerasan, perlu disikapi dengan aksi yang elegan. Kita berkeliling kota dengan ember bekas cat, atau ember pecah sebagai helm. Pesan aksinya, sediakan helm gratis yang safety dan nyaman, tentu saja disediakan oleh polantas. Dan untuk kasus tilang akibat tidak pake helm, tidak seharusnya polisi menilang mereka, seharusnya polisi memberikan helm gratis kepada mereka. Bukankah itu satu bukti bahwa polisi adalah pengayom masyarakat? Merdeka! Merdeka! Hidup petani! Buruh! Rakyat miskin kota! Hidup mahasiswa progresif-revolusioner! Hidup intel dan reserse!

5. Pake Sepeda

Go green! kalo nggak mau pake helm, pake sepeda aja. Sehat dan romantis. Alon-alon menikmati gerak-gerik kota, sambil bercanda dengan si dia. Kalo capek, ngaso di bawah pohon beringin sambil mimik es teh dan bakwan jagung, pasti asoy. Bebas tilang dan angin sepoi-sepoi.

Mungkin segitu dulu tipsnya, yang lain masih dipikir-pikir lagi. Intinya, peraturan itu dibuat tentu bukan untuk menyiksa subyek peraturan itu, yakni kita, melainkan untuk membuat kita merasa nyaman dan tenteram. Kalo kita nggak merasa nyaman, tentu bukan peraturan namanya, tetapi Polantas, ups! maksudnya peraturan Polantas, eh intinya peraturan Polantas yang berujung tilang dan duit suap dan sok nggak diterima karena bisa menjatuhkan wibawa tapi pake tawar menawar dan kita dimarahi dan dibentak dan motor kita ditahan dan dihujan-hujankan dipanas-panaskan dan tangki bensin dikasih garam dan bla bla bla.. maaf saya ngelantur..

oOo

rasanya tidak mungkin menemukan sebuah buku yang isinya mempelajari bagaimana cara menyupir yang baik, karena menyupir adalah sesuatu hal yang sangat teknis, dan lagi metode pembelajarannya hanya efektif dengan cara praktek. namun, ketika saya bermain ke sebuah toko buku, saya menemukan sebuah buku panduan untuk bisa lekas mahir menyupir mobil. bisa ditebak, isinya sangat memaksakan dan tidak ada pengetahuan baru yang didapatkan. berangkat dari peristiwa diatas, saya mencoba merangkumkan apa yang hendak dikatakan buku tersebut, karena saya pikir buku ini bertujuan sangat mulia, plus kiat-kiat ketika kita menghadapi berbagai permasalahan saat kita sedang berkendara.

Menyetir

menyetir adalah sebuah keahlian yang mengandalkan insting yang kuat. sama halnya dengan mengendarai sepeda motor, insting diperlukan untuk mendahului pengendara lain, berbelok, berpindah jalur, memutar, dll. bedanya, mengendarai motor menekankan pada aspek keseimbangan, karena motor adalah kendaraan beroda dua, sedangkan mobil lebih kepada aspek presisi. presisi disini sangat penting, terutama ketika kita hendak memarkirkan mobil kita di garasi atau tempat-tempat umum. saya pikir, ketika seseorang sudah sangat mahir memarkirkan mobilnya, meskipun ditempat yang sempit, niscaya dia sangat mahir pula meliuk-liuk di jalan Gejayan dan jalan Kaliurang pada pukul 4-6 sore, atau jalan Malioboro pada musim liburan.

memarkir mobil sebenarnya mengandalkan logika yang kuat. sebagai seorang mahasiswa Filsafat tentu saja saya sudah sangat mahir terhadap urusan berbau Logika, ditambah lagi saya mengambil matakuliah ini 4 semester berturut-turut (baca : ngulang). kembali pada term memarkir mobil dan logika, mobil itu sebenarnya berbentuk kotak dan memiliki 4 sisi, dan keempat sisi tersebut tidak akan pernah berubah sudutnya. permasalahan klise yang sering dihadapi ketika memarkir mobil adalah ketika kita hendak mundur, seolah-olah bagian depan mobil bergerak kearah yang berlawanan ketika kita memutar stir kearah yang kita kehendaki. misalnya, kita memutar stir kearah kiri, maka moncong mobil akan bergerak ke kanan, begitu sebaliknya. hal tersebut tidak perlu membuat kita menjadi bingun dan seakan hilang arah, kita cukup melihat kaca spion saja. ketika kita mundur dan memutar stir ke kiri, maka lihat spion sebelah kiri, tidak usah memikirkan bagian kanan, karena apabila sisi kiri sudah masuk/bebas maka sebelah kanan juga demikian. begitupun sebaliknya. nggak percaya, coba saja, tapi saya sarankan menggunakan mobil pribadi dan bukan punya teman, dan mobil tersebut sudah diasuransikan, hahaha..

untuk urusan gas dan rem, nah ini lebih kepada insting. biarkan perasaan anda yang bermain disini, agar mobil tersebut bergerak dengan santai dan tidak gajet-gajet, ndut-ndutan, bahkan mati. pertama injak kopling dan rem kemudian posisikan panel/tuas perseneling kepada angka 1 (untuk maju) dan huruf R (untuk mundur), kemudian angkat pedal kopling perlahan-lahan tanpa menginjak pedal gas sama sekali, angkat sampai mobil anda bergetar-getar (1/2 kopling). setelah mobil bergetar-getar, angkat pedal rem perlahan, maka mobil tersebut akan bergerak dan siap untuk diparkirkan (lihat paragraf sebelumnya). berlatihlah setiap hari selama seminggu, maka niscaya anda akan jago parkir. mungkin belum jago, tapi sudah bisa parkir. nah, kalo sudah begitu arahkan mobil anda ke jalan raya, cari spot-spot kemacetan kota, entah itu pasar, perempatan, atau sekolahan pada jam 7 pagi dan 1 siang.

Problem Di Jalan

sebagai seorang pengguna jalan, tentu kita tidak sendirian. yang namanya jalanan kan identik dengan kepentingan umum. berjuta-juta kepentingan bertumpah ruah di jalan raya yang mungkin hanya selebar 20 meter. maka tidak bisa dipungkiri akan ada singgungan kepentingan disini, entah itu salip menyalip, klakson mengklakson, bahkan hantam menghantam. untuk mengatasinya mari kita simak tips untuk menghindari masalah tersebut.

Hindari tatap mata langsung

saya pernah punya pengalaman, ketika saya berbenturan kepentingan di suatu jalan raya di Jogja, didepan sebuah tempat ngopi. saat itu mobil kami hampir berbenturan, karena dia memundurkan mobilnya dengan asik sekali tanpa melihat kebelakang yang notabene mobil saya mau masuk ke sebuah tempat ngopi tersebut. untuk menyadarkan dia, maka saya tekan klakson kira-kira 10 detik lamanya. serta merta orang tersebut turun, entah ngapain. maka saya buka kaca jendela dan bilang “heh, dongok, mundur liat belakang gak sih!”, saya menyergah dengan nada sinis. kemudian orang itu menjawab dengan emosi “liat! lo yang mundur dong, gue mao lewat”. saya tidak menanggapinya, saya menutup kaca jendela, membelokan mobil saya melewati mobilnya dan hendak parkir. ketika mobil kami sejajar, saya mendengar mobil dia menggerung-gerung, dalam hati saya berkata, “wah songong nih anak, ngajak ribut dia”. serta merta saya turun dan menghampiri mobilnya, saya suruh dia buka kaca dan disitulah kami berkontak mata dengan langsung. “heh, ngapain gebar-geber!” tanyaku dengan nada tinggi. “apa’an lagi sih, gue mao mundur”, jawabnya tak kalah tinggi. “kan bisa gak pake nggeber, atau lo emang sengaja ngajak gue ribut, hah!” jawabku lagi, tentu saja dengan sebuah tinjuan mendarat di pipinya “buk”. ketika dia jatuh, tangannya memegang kerah baju saya, sehingga saya juga ikut terjatuh. maka terjadilah pergumulan antara saya dengan orang itu. saya dipiting dan tidak bisa ngapa-ngapain, kebetulan orang itu agak tambun, maksud hati mau membanting, tapi saya gak kuat. “anjrit, gede juga nih orang”, batin saya. akhirnya kami dipisah oleh tukang parkir, dan tak lama kami “terpaksa” berdamai.

nah, dari cerita diatas betapa fatalnya bukan kontak mata langsung. maka tips untuk menghindari kontak mata langsung adalah dengan menggunakan kacamata hitam, sun glasses, entah yang abal-abal ataupun yang asli, terserah anda.

; tips yang lain masih dalam riset, maka tulisan ini akan diupdate terus per bulannya 😀

Menulis puisi merupakan sebuah kegiatan yang simpel namun cukup rumit apabila melihat proses dibelakangnya. Rumit dalam arti sulit untuk memilah-milah kata yang ingin digunakan, hal ini terjadi akibat peristiwa yang ingin ditangkap tak selalu mudah untuk ditafsirkan kedalam bahasa puitis. Bahasa puitis, pada umumnya, adalah bahasa yang digunakan untuk menggambarkan sebuah realitas dengan menggunakan metafor-metafor tertentu, tujuannya supaya realitas tersebut bisa dirasakan secara mendalam apabila dibaca kembali. Puisi adalah sebuah media, seperti halnya lukisan, foto, patung, yang menggambarkan sisi intuitif si pembuatnya. Biasanya, hal semacam ini bersifat subyektif dan inilah yang membuat puisi dan karya lainnya seperti yang disebutkan diatas tadi, menjadi rumit ketika disebarluaskan kepada masyarakat umum.

Sebenarnya masih banyak kesulitan-kesulitan lain dalam proses pembuatan puisi, namun semua itu bisa ditanggulangi dengan tips-tips berikut ini :

  • Berlari dari realitas maksudnya tidak semua peristiwa yang ingin kita tulis sebagai puisi ada secara utuh dan benar. Apabila realitas terlalu pahit untuk ditelan, maka gunakan kata-kata sebagai sepatu untuk beranjak pergi ketempat yang lebih baik, dan menerka realitas yang pahit tersebut dari tempat yang lebih baik itu.
  • Mengasah ketajaman perasaan maksudnya hayati semua kondisi emosional yang sedang bergejolak dalam hati, semacam sedih, marah, gembira, dengan berlebihan. Ini akan sangat membantu dalam proses pembuatan puisi. Penghayatan secara berlebih terhadap sesuatu hal, akan berdampak baik kepada naluri kita untuk menciptakan sebuah karya.
  • Percaya diri inilah yang terpenting. Sebagai manusia percayalah bahwa setiap manusia dilahirkan untuk menjadi seorang penyair. Bahkan manusia lahir akibat dari persetubuhan dua kalimat puitis. Percaya bahwa apa yang kita tulis merupakan puisi paling berpengaruh yang pernah ada, meskipun untuk diri sendiri.
  • Peduli terhadap hal-hal remeh bahkan untuk hal-hal yang remeh temeh kita harus peduli apalagi hal-hal yang besar. Luangkan waktu untuk mengamati sesuatu disekitar kita, entah itu hujan, kamar yang berantakan, warna dan motif kelambu jendela, bentuk-bentuk apapun yang ada disekitar kita.
  • Melihat pentas Apresiasi Puisi ini penting untuk dijadikan pelajaran bagi kita, pada acara semacam itu biasanya diadakan sesi ngobrol, dan bisa dijadikan alat untuk memperkaya referensi kita dalam bidang “perpuisian”.
  • Membaca kumpulan puisi tidak kalah pentingnya juga. Kegiatan semacam ini bisa membentuk gaya puisi yang akan kita tulis.

Tips-tips semacam tadi bukan dimaksudkan untuk mengajari anda untuk menjadi orang yang tidak penting dan dianggap gila, melainkan sebagai modal dasar untuk menjadi seorang penyair hebat. Masih banyak cara untuk menulis puisi secara simpel, namun itu dikembalikan kepada diri kita masing-masing, tergantung kita mau atau tidak menulis puisi.